Sesuatu yang kusayangi adalah keluargaku. Mereka seperti anugerah untuk motivasi hidupku serta penyemangatku. Hidup bersama mereka merupakan sesuatu yang indah yang selalu aku syukuri kepada allah karena merekalah yang selalu mengiringi dan menemani langkahku dalam doa. Tapi sudaha beberapa tahun belakangan ini kami terpisah. Bukan terpisah karena orang tua ceraaii. Tapiii, terpisah karena kedua orang tua sama-sama mencari nafkah dan bekerja ditempat yang berbeda dan aku sendiri menuntut ilmu di kampung orang, bisa dibilang sih perantau. Hehehe. Serta adik-adikku rahma dan afifahlah yang menempati rumah dan mereka berdua juga masih menuntut ilmu di bangku sekolah. Hidup emang gak akan ada yang tau akan seperti apa sebelum daan sesudahnya. Yang kami pertaruhkan disini adalah waktu untuk bagaimana bisa berkumpul bersama dan saling berbagi canda serta tawa.Papa dinas di ternate, mama di menado, aku sendiri di depok untuk menuntut ilmu. Terkadang rindu selalu membayangi pikiran dan perasaan kami semua. Apalagi untuk adik-adikku yang tinggal dirumah, kadang direndung sepi dan butuh perhatian lebih dari orang tua dan kakaknya. Semua itu bisa selalu kami tepis jika kami semua saling mendukung dalam doa dan berusaha untuk mempertaruhkan waktu. Mereka sumber kekuatanku, ketika sama-sama saling membutuhkan tapi tak bisa hadir disaat dibutuhkan hanya limpahan doa yang membantu kami,hanya kuasa Allah dan izin Allahlah yang selalu membuat kami tegar dalam menghadapi semuanya. Cobaan ini berat rasanya ketika harus berpisah-pisah seperti ini jalan kehidupannya,. Tapi inilah yang harus kita terima mau seburuk dan sebaik apapun keadaannya. Mama orang yang selalu mengikuti kemauan anak-anaknya, selalu mengerti dengan apa yang dialami anaknya dan tak pernah membiarkan anaknya susah, begitupun papa sosok kepala keluarga bak malaikat yang begitu perhatian terhadap istri dan anak-anaknya dan menjadi kebanggaan keluarga kami. Dan yang tak pernah ngeluh memenuhi kebutuhan kami. Adik-adikku mereka pelipur laraku berbagi disaat suka maupun duka sama halnya seperti kedua orang tuaku. Mereka semua menjadi berarti dan sangat ku sayangi karena mereka malaikat duniaku. ~_~
PENGERTIAN DIKSI DAN CONTOHNYA
Diksi
Diksi dalam arti aslinya dan
pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis
atau pembicara. Arti kedua “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi
kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami
hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan
pengucapan dan intonasi daripada pemilihan kata dan gaya.
• Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Selain itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
· Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
· Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
· menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.
• Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.
Selain itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
· Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
· Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
· menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.
KESESUAIAN DIKSI
Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa segi lain. Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.
A.Syarat-Syarat Kesesuaian Diksi
Syarat-syarat kesesuaian diksi adalah sebagai berikut:
1.Hindarilah sejauh mungkin bahasa aatau unsur substandard dalam situasi yang formal.
2.Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umum hendaknya penulis dan pembicara mempergunakan kata-kata popular.
3.Hindarilah jargon dalam tulisan untuk pembaca umum.
4.Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang
5.Dalam penulisan jangan mempergunakan kata percakapan.
6.Hindarilah ungkapan-ungkapan usang (idiom yang mati).
7.Jauhkan kata-kata atau bahasa yang artfisial.
Hal-hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam bagian-bagian di bawah ini
1. Bahasa Standar dan Sub Standar
Bahasa standar adalah semacam bahasa yang dapat dibatasi sebagai tutur dari mereka yang mengenyam kehidupan ekonomis atau menduduki status sosial yang cukup dalam suatu masyarakat. Kelas ini meliputi pejabat-pejabat pemerintah, ahli bahasa, ahli hukum, dokter, pedagang, guru, penulis, penerbit, seniman, insinyur, dan lain sebagainya.
Bahasa non stsndar adalah bahasa dari mereka yang tidak memperoleh pendidikan yang tinggi. Pada dasarnya, bahasa ini dipakai untuk pergaulan biasa, tidak di pakai dalam tulisan. Kadang unsur ini digunakan juga oleh para kaum pelajar dalam bersenda gurau, dan berhumor. Bahasa non stadar juga berlaku untuk suatu wilayah yang luas dalam wilayah bahasa standar.
Bahsa standar lebih efektif dari pada bahasa non standar. Bahasa non standar biasanya cukup untuk digunakan dalam kebutuhan-kebutuhan umum.
2. Kata Ilmiah dan Kata Populer
Pilihan kata dalam hubungan dengan kesempatan yang dihadapi seseorang dapat dibagi atas beberapa macam kategori salah satunya adalah kata-kata
ilmiah melawan kata-kata populer.
Bagian terbesar dari kosa kata sebuah bahasa terdiri dari kata-kata yang umum yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik yang terpelajar maupun orang atau rakyat jelata. Maka kata ini dinamakan kata-kata populer.
Kata-kata ini juga dipakai dalam pertemuan-pertemuan resmi, dalam diskusi-diskusi yang khusus, dan dalam diskusi-diskusi ilmiah.
Contoh:
Kata populer kata ilmiah
Sesuai Harmonis
Pecahan Fraksi
Aneh Eksentrik
Bukti Argumen
Kesimpulan konklusi
3. Jargon
Kata jargon mengandung beberapa pengertian.
Jargon adalah suatu bahasa,dialek, atau struktur yang dianggap kurang sopan atau aneh tetapi istilah itu dipakai juga untuk mengacu semacam bahasa atau dialek hybrid yang timbul dari percampuran bahasa-bahasa, dan sekaligus dianggap sebagai bahasa perhubungan atau lingua franca.
Jargon diartikan sebagai kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-kelompok khusus lainnya.
Oleh karena jargon merupakan bahasa yang khusus sekali, maka tidak akan banyak artinya bila dipakai untuk suatu sasaran yang umum. Sebab itu, hendaknya dihindari sejauh mungkin unsur jargon dalam sebuah tulisan umum.
4.Kata Percakapan
Kata percakapan adalah kata-kata yang biasa dipakai dalam percakapan atau pergaulan orang-orang yang terdidik. Pengertian percakapan ini disini sama sekali tidak boleh disejajarkan dengan bahasa yang tidak benar, tidak terpelehara atau tidak disenangi.
Bahasa percakapan yang dimaksud disini lebih luas dari pengertian kat-kat populer, kata-kata percakapan mencakup pula sebagian kata-kata ilmiah yang biasa dipakai oleh golongan terpelajar
5.Kata Slang
Kata slang adalah kata-kata non standar yang disusun secara khas; bertenaga dan jenaka yang dipakai dalam percakapan. Kadang kala kata slang yang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja.
Kata-kata slang sebenarnya bukan hanya terdapat pada golongan terpelajar, tetapi juga pada semua lapisan masyarakat.
6.Idiom
Idiom adalah pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa diterangkan secara logis, dengan bertumpu pada makna kata-kata yang membentuknya, misalnya: seorang asing yang sudah mengetahui makna kata makan dan tangan, tidak akan memahami makna perasa makan tangan. Siapa yang berfikir bahwa makan tangan sama artinya dengan kena tinju atau beruntung besar ? dan selanjutnya idiom-idiom yang menggunakan kata makan seperti: makan garam, makan hati, dan senagainya.
7.Bahasa Artifisial
Yang dimaksud dengan artifisial adalah bahasa yang disusun secara seni.
Fakta dan pernyataan-pernyataan yang sederhana dapat diungkapkan dengan sederhana dan langsung tak perlu disembunyikan.
Artifisial : Ia mendengar kepak sayap kalelawar dan guyuran sisa hujan dari dedaunan, karena angin kepada kemuning.
Ia mendengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bima sakti yang jauh.
Biasa :Ia mendengar bunyi sayap kelelawar dan sisa hujan yang ditiup angin di daun.
Ia mendengar derap kuda dan pedati ketika langit mulai terang.
Jenis-Jenis Pilihan Kata atau Diksi
1. Berdasarkan makna
a. Makna Denotatif
Makna denotasi menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna denotasi berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan atas dua macam relasi, pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Contoh: Bunga melati
b. Makna Konotatif
Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya dari sebuah kata.
Contoh: Bunga Bank
2. Berdasarkan leksikal
a. Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama.
Contoh:
• sayang bersinonim kasih
b. Antonim
Antonim adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan.
Contoh:
• Bagus berantonim dengan jelek.
c. Homonim
Homonim adalah dua buah kata atau lebih yang sama bentuknya tetapi maknanya berlainan.
Contoh :
• Ibu mengukur kelapa terlebih dahulu sebelum mengupas pisang itu.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi
http://id.wikibooks.org/wiki/Fonem
http://savvior.blogspot.com/2010/10/diksi-atau-pilihan-kata.html
PENGERTIAN, CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF serta
penjabaran mengenai ciri-cirinya
April022013
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,
dalam wujud lisan atau tulis yang
memiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat.Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran.Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna
jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimat
adalah ketepatan penggunaan kalimat
dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif
menurut beberapa ahli bahasa:
1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3.Kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA
· Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
· Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. · Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu
ide pokok.
· Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam
beberapa ide penjelas.
BEBERAPA CIRI KESEPADANAN · Mempunyai struktur jelas.
· Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
· Tidak terdapat subjek ganda.
· Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan
· Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya
tidak jelas.
· Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat Mestinya
· Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
· Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
· Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur
yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalamkalimat.
· Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
· Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.
Contoh-contoh Kepararelan:
1. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, memasang lampu, pengujian sistem pembagian air, dan menata ruang.
2. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara wajar
3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
· Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
· Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas Penekanan Kata :
1. Menempatkan kata yang ditonjolkan
di awal kalimat.
· Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas
· Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
2. Repetisi
Ø Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
Ø Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
3. Pengontrasan kata kunci
Ø Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
Ø Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
4. Partikel Penegas
Ø Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
Ø Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah
4. KEHEMATAN KATA
o Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi padat berisi.
Dapat dilakukan dengan cara:
o Menghilangkan pengulangan subyek o Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
o Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
o Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
1. Contoh Menghilangkan pengulangan subyek
o Karena ia tak diundang, dia tidak dating ke tempat itu. Mestinya menggilangkan kata ia
1. Contoh Menghindarkan pemakaian superordinate pada hiponimi kata
o Mira adalah gadis yang memakai bajuwarna merah Mestinya menggilangkan kata warna
1. Contoh Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
o Jangan naik ke atas karena licin. Mestinya menggilangkan kata ke atas Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
o Ia mengambil semua jeruk- jeruk yang masih ada dimeja.
5.KESATUAN GAGASAN o Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
o Contoh:
o Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi
pengarahan kepada pegawai baru.
6.KELOGISAN
o Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh:
o Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
o Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
o Jalur ini terhambat oleh iring- iringan jenazah.
Sumber : suhandiah.ppt.bahasa indonesia
Sumber apriliana-semester4.blogspot.com/2012/12/kalimat-efektif.html?m=1
dalam wujud lisan atau tulis yang
memiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat.Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran.Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna
jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimat
adalah ketepatan penggunaan kalimat
dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif
menurut beberapa ahli bahasa:
1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan
mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3.Kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA
· Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
· Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. · Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu
ide pokok.
· Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam
beberapa ide penjelas.
BEBERAPA CIRI KESEPADANAN · Mempunyai struktur jelas.
· Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
· Tidak terdapat subjek ganda.
· Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan
· Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya
tidak jelas.
· Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat Mestinya
· Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
· Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.
2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
· Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur
yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalamkalimat.
· Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
· Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.
Contoh-contoh Kepararelan:
1. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, memasang lampu, pengujian sistem pembagian air, dan menata ruang.
2. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara wajar
3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
· Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
· Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas Penekanan Kata :
1. Menempatkan kata yang ditonjolkan
di awal kalimat.
· Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas
· Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
2. Repetisi
Ø Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
Ø Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
3. Pengontrasan kata kunci
Ø Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
Ø Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
4. Partikel Penegas
Ø Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
Ø Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah
4. KEHEMATAN KATA
o Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi padat berisi.
Dapat dilakukan dengan cara:
o Menghilangkan pengulangan subyek o Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
o Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
o Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
1. Contoh Menghilangkan pengulangan subyek
o Karena ia tak diundang, dia tidak dating ke tempat itu. Mestinya menggilangkan kata ia
1. Contoh Menghindarkan pemakaian superordinate pada hiponimi kata
o Mira adalah gadis yang memakai bajuwarna merah Mestinya menggilangkan kata warna
1. Contoh Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
o Jangan naik ke atas karena licin. Mestinya menggilangkan kata ke atas Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
o Ia mengambil semua jeruk- jeruk yang masih ada dimeja.
5.KESATUAN GAGASAN o Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
o Contoh:
o Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi
pengarahan kepada pegawai baru.
6.KELOGISAN
o Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh:
o Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
o Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
o Jalur ini terhambat oleh iring- iringan jenazah.
Sumber : suhandiah.ppt.bahasa indonesia
Sumber apriliana-semester4.blogspot.com/2012/12/kalimat-efektif.html?m=1
Kalimat Efektif dan Kalimat turunan
I. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat
efektif adalah kalimat yang mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat
sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula.
Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya
pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar. Kalimat efektif
harus dapat mewakili pikiran penulis/pembicara secara pas dan jitu sehingga
pendengar/ pembaca akan memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan
lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis/pembicaranya.
II.
Ciri-ciri Kalimat Efektif
1. Kesatuan Gagasan
Yang dimaksud
dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Sebuah
kalimat harus memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain
(Objek/Keterangan) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.
Dalam setiap kalimat hanya ada satu maksud penulis/pembicara, dan maksud itu
harus dapat dikenali dan dipahami oleh pembicara/pendengar.
Contoh kalimat
yang tidak jelas kesatuan gagasannya:
·
Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu
oleh bank yang memberikan kredit. (terdapat subjek ganda dalam satu kalimat)
Contoh kalimat
yang jelas kesatuan gagasannya:
·
Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberi kredit untuk
membangun gedung sekolah baru.
1. Kesejajaran/Keparalelan
Yang dimaksud
dengan keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama
derajatnya, sama jenis katanya, pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai
di dalam kalimat. Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur pertama
berbentuk verba, unsur kedua dan seterusnya juga harus verba. Jika unsur pertama
nomina, unsur berikutnya juga harus nomina. Dengan kata lain, sebuah kalimat
harus memiliki kesamaan bentukan/ imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan
kata kerja berimbuhan di–, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan
di– pula.
Contoh kesejajaran
atau paralelisme yang salah:
1. Kakakmu menjadi dosen atau sebagai
pengusaha?
2. Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Contoh
kesejajaran atau paralelisme yang benar:
1. Kakakmu menjadi dosen atau menjadi
pengusaha?
2. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan.
3. Kehematan
Yang dimaksud
dengan kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak
perlu. Hemat disini, tidak berarti tidak memakai kata-kata mubazir; tidak
mengulang subjek; tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak. Dengan
hemat kata, kalimat akan menjadi padat berisi dan tidak akan merubah maksud
kalimat.
Contoh kalimat
yang tidak hemat kata:
·
Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri mahasiswa
itu belajar sepanjang hari dari pagi sampai sore.
Contoh kalimat
yang hemat kata:
·
Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.
a. Kelogisan
Yang dimaksud
dengan kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/ masuk akal. Logis
dalam hal ini juga menuntut adanya pola pikir yang sama sistematis (teratur
dalam perhitungan angka dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar
strukturnya, sudah benar pula pemakaian tanda baca, kata, atau frasanya, dapat
menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa. Perhatikan contoh
kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini.
·
Kepada Bapak Subhan, waktu dan tempat kami persilakan.
(waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan) –salah
·
Kepada Bapak Subhan, kami persilakan. –benar
b. Kepaduan
(Koherensi)
Yang dimaksud
dengan koerensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur
pembentuk kalimat. Yang termasuk pembentuk kalimat adalah frasa, klausa, tanda
baca, dan fungsi sintaksis (S-P-O-Pel-Ket).
Contoh kalimat
yang tidak koheren:
·
Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin
mengemudi. (tidak mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas)
Contoh kalimat
yang unsurnya koheren:
·
Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin
mengemudi.
c. Ketepatan
Yang dimaksud
dengan ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang
membentuk kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti. Di antara
semua unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata
memegang peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat tidak akan ada. Akan tetapi,
adakalanya kita harus memilih dengan akurat satu kata, satu frasa, satu idiom,
satu tanda baca dari sekian pilihan demi terciptanya makna yang paling tepat.
Perhatikan contoh di berikut ini.
Contoh kalimat
yang tidak memperhatikan faktor ketepatan:
·
Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi hingga petang. (salah dalam pemakaian kata hingga)
Contoh kalimat
yang memperhatikan faktor ketepatan:
·
Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.
III. Kesalahan Kalimat
Karangan
ilmiah, laporan kerja, surat lamaran atau jenis komunikasi lain,
seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Baik memungkinkan
karangan itu dapat diterima oleh siapapun dan benar artinya sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan kalimat dapat berakibat fatal, salah
pengertian, salah tindakan, dan sebagainya.
Kesalahan
Stuktur
a. Kalimat
aktif tanpa subjek
Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia
segera bangkit jika hukum ditegakkan. (salah)
Ahli hukum
menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit jika hukum ditegakkan.
(benar)
·
Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan kata depan
ini subjek berubah fungsi menjadi keterangan
·
Di Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar
di Asean. (salah)
·
Jakarta memiliki pusat perdangangan terbesar di Asean.
(benar)
·
Di Jakarta tedapat pusat perdangangan terbesar
di Asean. (benar)
b. Menempatkan
kata yang di depan predikat, sehingga berubah fungsi
menjadi perluasan objek
·
Petani yang bekerja di sawah. (salah)
·
Petani bekerja di sawah. (benar)
c. Menempatkan
kata depan di depan objek. Dalam kata kerja transitif langsung diikuti objek
dan tidak disisipi kata depan
·
Mereka mendiskusikan tentang keselamatan kerja. (Salah)
·
Mereka mendiskusikan keselamatan kerja. (benar)
d. Menempatkan
kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat
·
Ia pandai. Sehingga selalu mendapt beasiswa. (salah)
·
Ia pandai sehingga selalu mendapat beasiswa. (benar)
e.
Penggabungan anak kalimat
·
Meskipun sudah kaya raya, tetapi ia tetap bekerja keras.
(salah)
·
Meskipun sudah kaya raya, ia tetap bekerja keras. (benar)
·
Tidak…tetapi, tidak hanya…tetapi juga, bukan
hanya…melainkan juga.
f. Salah
urutan
·
Ia menulis laporan, mengamati data, dan menyerahkan
laporan itu. (salah)
·
Ia mengamati data, menulis laporan, dan menyerahkan
laporan itu. (benar)
IV. Jenis Kalimat Menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah
klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua macam, yaitu kalimat
tunggal, kalimat majemuk atau kalimat turunan.
1. Kalimat Tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena klausanya yang
tunggal maka dinamai kalimat tunggal. Hal itu juga berarti hanya ada satu
P(predikat) di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan, unsur S dan P
adalah penanda klausa. S dan p selalu wajib dalam setiap kalimat.
Adapun O, Pel,
dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat, termasuk dalam kalimat
tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P. Jika P masih perlu
dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.
Contoh :
1. Kami mahasiswa Indonesia.
2. Jawaban anak pintar itu sangat
tepat.
3. Mobil orang kaya itu ada delapan.
Kalimat
tunggal dapt dilengkapi atau diperluas dengan menambah satu unsur O, Pel, dan
Ket. Jadi kalimat tunggal tidak harus berupa kalimat pendek.
1. Kalimat Majemuk
Kalimat
majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dua atau lebih kalimat tunggal.
Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.
Perhatikan
contoh diberikut ini.
v
Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
S
P1
O1
harus
menjunjung tinggi etika profesi .
P2
O2
v
Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika
S1
P1
O1
Ket
para dosen,
karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur .
S2
P2 O2
Contoh yang
pertama disebut kalimat majemuk setara karena mempunyai dua klausa yang
setara/sejajar. Penanda yang memisahkan klausa dalam kalimat majemuk setara
antara lain konjungsi dan. Contoh yang
kedua disebut kalimat majemuk bertingkat karena klausa yang kedua merupakan
perluasan dari klausa pertama. Penanda yang memisahkannya adalah konjungtor ketika.
Kalimat
Majemuk Setara
Kalimat majemuk
setara mempunyai ciri :
·
Dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal
·
Kedudukan tiap kalimat sederajat
Penghubung
Klausa dalam Kalimat Majemuk Setara
Jenis Hubungan
|
Fungsi
|
Kata Penghubung
|
penjumlahan
|
menyatakan penjumlahan atau
gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses
|
dan,
serta, baik, maupun
|
pertentangan
|
menyatakan bahwa hal yang
dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
|
tetapi,
sedangkan, bukannya, melainkan
|
Pemilihan
|
menyatakan pilihan di antara dua
kemungkinan
|
Atau
|
Perurutan
|
menyatakan kejadian yang berurutan
|
lalu,
kemudian
|
Contoh kalimat
majemuk setara :
1. Erni mengonsep surat itu dan Rini mengetiknya.
2. Muridnya kaya, tetapi ia sendiri miskin.
3. Engkau tinggal disini, atau ikut dengan saya.
4. Ia memarkir mobilnya di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.
Kalimat
Majemuk Bertingkat
Konstruksi
kalimat majemuk bertingkat berbeda dengan kalimat majemuk setara. Perbedaannya
terletak pada derajat klausa pembentuknya yang tidak setara karena klausa kedua
merupakan perluasan dari klausa pertama. Karena itu, konjungtur kalimat majemuk
bertingkat juga berbeda dengan konjungtur kalimat majemuk setara.
Penghubung
Klausa dalam Kalimat Majemuk Bertingkat
Jenis
Hubungan
|
Kata
Penghubung
|
a.
waktu
|
sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya,
setelah, sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga, sampai
|
b.
syarat
|
jika(lau), seandainya, andaikata, andaikan,
asalkan, kalau, apabila, bilamana, manakala
|
c.
tujuan
|
agar, supaya, untuk, biar
|
d.
konsesif
|
walau(pun), meski(pun), sekali(pun),
biar(pun), kendati(pun), sungguh(pun)
|
e.
pembandingan
|
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana,
daripada, alih-alih, ibarat
|
f.
sebab/alasan
|
sebab, karena
|
g.
akibat/hasil
|
sehingga, sampai-sampai, maka
|
h.
cara/alat
|
dengan, tanpa
|
i.
kemiripan
|
seolah-olah, seakan-akan
|
j.
kenyataan
|
Padahal, nyatanya
|
k.
penjelasan/ kelengkapan
|
bahwa
|
Contoh kalimat
majemuk bertingkat:
1. Dia datang ketika kami sedang rapat.
2. Lalu lintas akan teratur andaikata pemakai jalan berdisiplin tinggi.
3. Anda harus bekerja keras agar berhasil.
4. Semangat belajarnya tetap tinggi walaupun usianya sudah lanjut.
5. Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar