Senin, 10 Desember 2012

Komunitas



Komunitas : didasari oleh minat yang cenderung sama, namun tujuan cenderung berbeda-beda
Ikatan Kebersamaan Dengan Kordinasi Aktif
Hubungan yang kontinyu dan aktif dalam komunikasi antara pimpinan dengan anak buah atau anggota, dan antar anggota dengan anggota yang lainnya akan berdampak pada peningkatan rasa kebersamaan dan kekompakan kelompok. Sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia diberi beberapa kelebihan yang tidak diberikan pada makhluk lainnya. Di mana manusia memiliki suatu keanehan dan keganjilan antar satu individu dengan individu lainnya, dalam bentuk perbedaan kelebihan.
Seseorang yang menempati atau berada dalam suatu komunitas tentu menyadari bahwa keberadaan dirinya tidak terlepas dari bagian- bagian yang ada dikomunitas di mana dia berada. Hal ini yang menjadi landasan bahwa pada kenyataannya kita tidak bisa hidup sendirian yaitu membutuhkan keberadaan orang lain dalam memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidup yang kita inginkan dan kita butuhkan. Dan kesadaran yang seperti ini diharapkan ada pada anggota sebuah organisasi khususnya anggota yang terpilih menjadi pengurus sebuah organisasi.
Dengan adanya rasa saling membutuhkan dan saling menyadari akan menuntun pengurus yang merupakan bagian utama dari organisasi bersikap demokratis, toleran, dan dewasa di dalam menjalankan roda organisasi. Sehingga pada saat akan melakukan tindakan, pengambilan keputusan, dan merencanakan suatu program selalu muncul pertanyaan. Siapa yang mesti bertugas dan kepada siapa tugas itu saya serahkan kewenangannya, dengan demikian tidak terjadi adanya saling tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas di organisasi dan tidak terjadi tindakan kesewenang – wenangan yang dilakukan oleh anggota atau pengurus dari organisasi itu sendiri. Apalagi jika dikaitkan dengan sikap dasar dari unsur pengembangan diri dan unsur landasan kemanusiaan sangat tidak dibolehkan melakukan suatu tindakan tanpa melihat dan memperhatikan kebutuhan, kepentingan, dan kemampuan orang lain.
Komponen Sikap
Komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu kesatuan
sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga komponen tersebut secara
bersama-sama membentuk sikap pribadi.
Semakin kompleks situasinya dan semakin banyak faktor yang ikut menjadi
pertimbangan dalam bertindak, maka semakin sulitlah memprediksi perilaku dan semakin sulit
pula penafsirannya sebagai indikator sikap seseorang.
Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat inilah yang membedabedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
Struktur dan Tujuan Kelompok
Struktur kelompok merupakan pola interelasi anggota kelompok. Oleh karena itu,
kelompok sosial merupakan kelompok yang berstruktur, yaitu kelompok yang mempunyai
organisasi tertentu. Kelompok tentu dapat diorganisasikan dengan berbagai macam cara. Namun demikian,ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dapat mempengaruhi keputusan kelompok, yaitu:
(1) bagaimana kelompok diorganisasikan secara efisien,
(2) mengingat lingkungan fisik dan sosial kelompok,
(3) bagaimana kemampuan, sikap, kebutuhan- kebutuhan, dan motivasi para
anggota kelompok. Ketiganya dapat mempengaruhi struktur suatu kelompok. Lingkungan social dan fisik, kemampuan para anggota, serta sikap dan kebutuhan yang berbeda antara kelompok satu dengan kelompok lain akan membawa perbedaan dalam struktur yang ada dalam kelompok bersangkutan. Struktur dapat dibentuk secara formal maupun informal. dari keadaan tersebut, terjadilah pembagian tugas dalam kelompok tersebut sesuai dengan kemampuan masing- masing anggotanya.
Komunikasi dalam Kelompok
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua aspek kehidupan.Komunikasi merupakan dasar semua interaksi manusia dan untuk semua fungsi kelompok. Setiap kelompok harus menerima dan menggunakan informasi dan proses terjadi melalui komunikasi, pada pertukaran informasi dan meneruskan (transmitting) arti komunikasi.
Dalam komunikasi, dua orang melihat satu dengan yang lain merupaka suatu proses yang kontinu dan mempunyai efek persepsi satu dengan yang lain serta mempunyai ekspektasi apa yang akan diperbuat.Karena komunikasi merupakan suatu proses, maka pengiriman dan penerimaan berlangsung simultan. Seseorang dapat berbicara (mengirim pesan) dan pada waktu yang sama penerima memberikan respons. terdapat tujuh elemen dalam proses komunikasi interpersonal
i. Ada ide, perasaan, dan intense dari pengirim (sender) serta cara menyampaikan pesan.
ii. Pengirim berkehendak mengenai ide, perasaan, dan intense untuk dikirim.
iii. Pengirim mengirimkan pesan kepada penerima.
iv. Pesan dikirim melalui channel.
v. Penerima menerima (decodes) pesan dengan menginterpretasikan artinya.
vi. Penerima merespons interpretasi mengenai pesan.
vii. Gangguan (noise) merupakan elemen yang mengganggu proses komunikasi.
Jangan Paksa Siapapun
Siapapun kita, ketika bergabung dengan suatu komunitas cenderung secara sukarela dan tanpa paksaan. Sifat sukarela inilah yang tidak bisa membuat siapapun untuk memaksa seseorang yang belum bergabung supaya bergabung, atau yang sudah bergabung dipaksa untuk aktif. Kita tidak bisa memaksa siapapun untuk tunduk kepada tujuan kita, karena setiap orang mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Tujuan atau visi yang terdapat didalam komunitas setidaknya harus dibagi dua, yaitu tujuan bersama (komunitas) dan tujuan individunya. Tujuan komunitas bisa mengambil dasar dari unsur kesamaan yang melahirkan komunitas itu sendiri. Misalnya begini, sebuah komunitas blogger ya setidaknya harus mempunyai tujuan (visi) yang paling tidak masih berkaitan dengan duni blog itu sendiri. Akan sangat konyol kalau seumpamanya komunitas blogger mempunyai tujuan suksesi politik atau ideologi.Jika tujuan suatu komunitas sejalan dengan tema komunitas tersebut, maka insya Allah akan sejalan pula dengan tujuan dari para anggotanya. Dalam satu komunitas, ketentuan-ketentuan itu memang harus ada. Tapi, ketentuan itupun harus dibuat bersama. Ketentuan yg dibuat bersama sudah pasti tidak bisa menyatukan semua pendapat secara utuh dari tiap-tiap anggota atau para pendirinya, untuk itulah kita harus bisa legowo ketika sebagian pendapat kita tidak bisa menjadi bagian yang disepakati. Salah satu hal yang harus diwanti-wanti dalam menyusun ketentuan atau mungkin Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) ;
  • Konseplah sebuah aturan main yang tidak hanya menjadi rambu-rambu bagi yang sudah bergabung, tapi juga memberi ruang yang sama bagi yang mau bergabung.
  • Tidak ragu untuk menelaah kembali aturan main tersebut secara berkala di kemudian waktu.
Bersikaplah Menyenangkan
Beda orang beda kepala, beda kepala beda pula cara bersikap. Mungkin itulah salah satu istilah yang harus kita perhatikan dalam satu komunitas. Kita jangan berharap komunitas kita akan tumbuh dan menjadi besar, kalau kita sendiri tidak bisa menjadi teman yang ramah dan menyenangkan bagi anggota yang lainnya. Kita mungkin paling duluan di komunitas tersebut, mungkin pula paling mengerti tentang bidang yang menjadi background komunitas tersebut. Tapi, cobalah untuk bersikap santun penuh keakraban sehingga kita tidak terkesan angkuh dan sombong. Apalah gunanya paling pandai tapi kalau tidak ada teman ?. Kita harus ingat kembali, bahwa kebanyakan orang bergabung di suatu komunitas itu ingin mendapatkan sesuatu yang nyaman dan menyenangkan (dan itu dinilai bermanfaat) bagi mereka. Maka, ketika komunitas tersebut dirasa kurang menyenangkan dan bahkan tidak bermanfaat, siap-siap saja mengerdil. Menyenangkan dan bermanfaat itu harus diwujudkan oleh setiap individunya. Bersikap welcome kepada yang baru bergabung dan tidak diam seribu bahasa yang membuat semakin malu yang baru bergabung, mungkin salah satu cara positif untuk membuat kesan pertama begitu menggoda dan selanjutnya tetap bergantung kepada Anda. Jangan ada yang merasa paling berjasa atau berkuasa, karena masing-masing orang punya rasa. Ciri-ciri besarnya komunitas adalah banyaknya orang yang merasa betah dan nyaman di komunitas tersebut. Usahakan bahwa setiap antara anggotanya bisa sampai merasakan adanya hubungan kedekatan emosional yang sangat erat seumpama organ dalam satu tubuh.
Sembunyikan Kontradiksi Perbedaan
Di luar komunitas dimana kita bergabung, mungkin kita mempunyai banyak perbedaan yang begitu menonjol tapi tidak perlu diprimordialkan. Mulai dari perbedaan suku, ras, agama, profesi, atau bahkan ideologi. Kecuali, komunitas yang digeluti memiliki spesifikasi dari salah satu bagian perbedaan tersebut.Pada sebuah komunitas yang berlatar belakang kepribadian yang majemuk, kita tidak bisa menonjolkan kepribadian kita seutuhnya. Karena, itu hanya akan melahirkan benturan-benturan antar sesama anggota komunitas. Profesional saja, diluaran kita bebas berekspresi dengan latar belakang kepribadian kita (misal : sebagai politikus atau pejabat), tapi ketika di dalam komunitas maka itu semua harus ditanggalkan. Alangkah lebih baiknya di komunitas tersebut kita lebih fokus pada bidang yang menjadikan wujud komunitas itu ada. Dengan begitu, kita akan lebih merasakan manfaat dari komunitas yang kita ikuti. Ketika sebuah komunitas dirasa manfaat, maka setiap anggotapun akan semakin loyal untuk turut serta memberikan kontribusi. Dibandingkan sibuk menonjolkan ke-primordial-an, lebih positif lagi jika kita bahu membahu membesarkan komunitas tersebut sebisa mungkin melalui berbagai cara yang kreatif dan inovatif, agar komunitas mempunyai injeksi untuk “jajan even”. Komunitas terdiri dari sekumpulan orang yang dibentuk berdasarkan minat pada bidang yang sama. Didalamnya terdapat banyak latar belakang, pemikiran, penilaian, dan sikap. Latar belakang, pemikiran, penilaian, dan sikap tersebut tidak mungkin semuanya sama, bahkan cenderung penuh perbedaan yang jika dipaksakan akan memnyebabkan resistensi. Tapi, percayalah… bahwa perbedaan-perbedaan tersebut bida menjadi kekayaan tersendiri yang memberi corak-corak harmoni warna yang indah jika diantara semua pemegang perbedaan tersebut menyadari bahwa “kewajiban saya adalah hak orang lain dan hak saya adalah kewajiban orang lain”, artinya : antara kita mempunyai garis pembatas yang kalau itu tidak dilampaui maka sama halnya dengan saling menghormati. Dengan begitu, Insya Allah komunitaspun bisa terus bernafas dan eksis. :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar