Abstrak
Kekompakan pegawai saat ini
menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian rencana kerja
sebuah instansi. Kekompakan atau kohesivitas tim merupakan salah satu faktor
yang menentukan efektivitas dari sebuah tim kerja dalam suatu instansi. Salah
satu cara untuk meningkatkan kohesivitas tim adalah dengan pelatihan.
Penelitian kuasi eksperimen ini
bertujuan untuk mengetahui peran pelatihan pembentukan tim dalam meningkatkan
kohesivitas karyawan di lingkungan kerja KOPERTIS V. Pelatihan pembentukan tim
sebagai perlakuan, diasumsikan akan meningkatkan kohesivitas pegawai.
Pengukuran kohesivitas tim dilakukan sebelum dan sesudah diberi pelatihan.
Skala kohesivitas tim adalah alat ukur yang direspon berdasarkan rating para
anggota tim. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis
statistik inferensial paired sampel t-tes (t tes sampel berpasangan) Perilaku organisasi juga dikenal
sebagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah
akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode
dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang
Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi.
Tinjauan umum
Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan
dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri.
Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut
bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari
faktor-faktor ini.
Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku
organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun
ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap
perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang berdekatan
dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat
ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku
Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan
keberhasilan kerja.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini sangat
dipengaruhi oleh psikologi sosial dan tekanan dalam studi akademiknya
dipusatkan pada penelitian kuantitatif. Sejak tahun 1980-an,
penjelasan-penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahan menjadi bagian
yang penting dari studi ini. Metode-metode kualitatif dalam studi ini menjadi
makin diterima, dengan memanfaatkan pendekatan-pendekatan dari antropologi,
psikologi dan sosiologi.
Keadaan bidang studi ini sekarang
Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang
berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam
sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program
psikologi industri dan ekonomi industri pula.
Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis
dengan para praktisi seperti Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah
penelitian akademik menjadi praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakin
penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan
nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun
bidang ini juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena
asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-kapitalis.
Tantangan Bisnis yang akan datang
1. Masalah: Meningkatnya produktivitas tenaga kerja.
Tantangan bisnis ke depan adalah bagaimana menciptakan keunggulan bersaing dan
mempertahankan kesinambungan bisnis sehingga tuntutan peningkatan produktivitas
kerja menjadi suatu keharusan. Upaya peningkatan produktivitas kerja
diantaranya melalui perubahan perilaku.
2. Peningkatan keahlian tenaga kerja. Keahlian
dinyatakan dalam 3 bentuk: keahlian berkonsep, keahlian teknis dan keahlian
teknologi.
3. Menurunnya tingkat kesetiaan karyawan
4. Respon atas era globalisasi (hilangnya batas waktu
dan ruang), yakni globalisasi ekonomi dan globalisasi perusahaan.
5. Budaya keanekaragaman tenaga kerja.
6. Munculnya peniru temporer, yakni terdapat
pergantian karena adanya persaingan sehingga daur hidup produk semakin singkat.
Untuk itu produk yang jenuh membutuhkan inovasi, salah satunya dengan cara
menaikkan tingkat ketrampilan.
7. Peningkatan kualitas pelayanan, produk, dan layanan
purna jual.
8. Tuntutan dalam beretika bisnis.
Komitmen Organisasi
Komitment organisasi adalah sebagai suatu keadaan
dimana seseorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan
keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa keterlibatan pekerjaaan yang
tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu, sementara
komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut
individu tersebut. Dalam organisasi sekolah guru merupakan tenaga profesional
yang berhadapan langsung dengan siswa, maka guru dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik mampu menjalankan kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan
tertentu dan mempunyai komimen yang kuat terhadap sekolah tempat dia
bekerja.,komitmen organisasi adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan
menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau
meninggalkan perusahaan pada akhirnya tercermin dalam ketidakhadiran dan angka
perputaran karyawan.
komitmen organisasi yaitu:
1. keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota
organisasi tertentu;
2. keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan
organisasi; dan
3. keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan
organisasi. Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas
karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi
mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta
kemajuan yang berkelanjutan
Menurut Allen dan Meyer, ada tiga Dimensi komitment
organisasi adalah :
1. Komitmen efektif (effective comitment): Keterikatan
emosional karyawan, dan keterlibatan dalam organisasi,
2. Komitmen berkelanjutan (continuence commitment):
Komitmen berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari
organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau
benefit,
3. Komitmen normatif (normative commiment): Perasaan
wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan
tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan.
Dessler memberikan pedoman khusus untuk
mengimplementasikan sistem manajemen yang mungkin membantu memecahkan masalah
dan meningkatkan komitmen organisasi pada diri karyawan :
1. Berkomitmen pada nilai manusia: Membuat aturan
tertulis, mempekerjakan manajer yang baik dan tepat, dan mempertahankan
komunikasi.
2. Memperjelas dan mengkomukasikan misi Anda:
Memperjelas misi dan ideologi; berkharisma; menggunakan praktik perekrutan
berdasarkan nilai; menekankan orientasi berdasarkan nilai dan pelatihan;
membentujk tradisi,
3. Menjamin keadilan organisasi: Memiliki prosedur
penyampaian keluhan yang koprehensif; menyediakan komunikasi dua arah yang
ekstensif,
4. Menciptakan rasa komunitas: Membangun homogenitas
berdasarkan nilai; keadilan; menekankan kerja sama, saling mendukung, dan kerja
tim, berkumpul bersama,
5. Mendukung perkembangan karyawan: Melakukan
aktualisasi; memberikan pekerjaan menantang pada tahun pertama; memajukan dan
memberdayakan; mempromosikan dari dalam; menyediakan aktivitas perkembangan;
menyediakan keamanan kepada karyawan tanpa jaminan.
Dalam proses dinamika kelompok terdapat faktor yang
menghambat maupun memperlancar proses tersebut yang dapat berupa kelebihan
maupun kekurangan dalam kelompok tersebut.
1. Kelebihan Kelompok
- Keterbukaan antar anggota kelompok untuk memberi dan menerima informasi & pendapat anggota yang lain.
- Kemauan anggota kelompok untuk mendahulukan kepentingan kelompoknya dengan menekan kepentingan pribadi.
- Kemampuan secara emosional dalam mengungkapkan kaidah dan telah disepakati kelompok.
2. Kekurangan Kelompok
Kelemahan pada kelompok bisa disebabkan karena waktu
penugasan, tempat atau jarak anggota kelompok yang berjauhan yang dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas pertemuan.
cara suatu kelompok menghadapi suatu tugas mulai dari
awal pembentukan kelompok hingga proyek selesai. Berikut tahap-tahapnya :
1. Pembentukan (Forming)
Pada tahap ini, kelompok baru saja dibentuk dan
diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun
memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum bisa saling
percaya. Waktu banyak dihabiskan untuk merencanakan, mengumpulkan infomasi dan
mendekatkan diri satu sama lain.
2. Keributan (Storming)
Pada tahap ini kelompok mulai mengembangkan ide-ide
berhubungan dengan tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam
masalah apa yang harus merka selesaikan, bagaimana fungsi mereka masing-masing
dan model kepemimpinan seperti apa yang dapat mereka terima. Anggota kelompok
saling terbuka dan mengkonfrontasikan ide-ide dan perspektif mereka
masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada
pula beberapa kelompok yang mandek pada tahap ini. Tahap storming sangatlah
penting untuk perkembangan suatu kelompok. Tahap ini bisa saja menyakitkan bagi
anggota kelompok yang menghindari konflik. Anggota kelompok harus memiliki
toleransi terhadap perbedaan yang ada.
3. Penormaan (Norming)
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota
kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Kelompok mulai menemukan
haromoni seiring dengan kesepakatan yang mereka buat mengenai aturan-aturan dan
nilai-nilai yang digunakan. Pada tahap ini, anggota kelompok mulai dapat
mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi penting
masing-masing anggota untuk kelmpok.
4. Pelaksanaan (Performing)
Kelompok pada tahap ini dapat berfungsi dalam
menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak
perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling tergantung satu sama
lainnya dan mereka saling respek dalam berkomunikasi. Supervisor dari kelompok ini
bersifat partisipatif. Keputusan penting justru banyak diambil oleh kelompok.
5. Peristirahatan (Adjourning and Transforming)
Ini adalah tahap yang terakhir dimana proyek berakhir
dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap manapun
ketika mereka mengalami perubahan (transforming). Misalnya jika ada
review mengenai goal ataupun ada perubahan anggota kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar